Diantara mareka mareka yang pernah memimpin Aceh semuanyadinilai berhasil. Namun ada beberapa yang lebih berhasil diantaranyaProf A Hasymy, A Muzakkir Walad, Prof Dr A Madjid Ibrahim, Prof DrIbrahim Hasan, Prof Dr Syamsuddin Mahmud dan Hadi Thayeb. Keberhasilan yang dicapai karena mareka memiliki waktu yang panjang dalam menyusun program.
Keberhasilan yang dicapai misalnya mampu menutupi terhadapkemungkinan terburuk yang mungkin terjadi. Misalnya dalam halpelayanan publik seperti pendidikan dan kesehatan yang menuntut biayamahal mampu ditekan bahkan terbebas dari segala biaya. Semua ini tidakterlepas dari peran seorang gubernur untuk berani menampilkan sesuatuyang baru melalui program yang inovatif.
Siapapun dan bagaimanapun seorang gubernur Aceh pada masanyasemua dicintai oleh rakyat, karena behaviour dan karakternya tidakjauh berbeda dari karakter sebagian besar orang Aceh sendiri. Cumayang menyedihkan belakangan ini terhadap sebutan Aceh sebagai daerahterkorup nomor dua di Indonesia. Tentu gambarannya adalah sebagaiatmosfir Aceh saat ini yang didominasi oleh polusi koruptor.
Karenanya pula jika hari ini kekayaan alam Aceh bila diplotkandengan aspek historis sosio-economi masyarakat Aceh yang mencitrakanketidakmapanan dan sudah berlangsung lama, maka kesimpulan yang umumdan paling logis untuk dilontarkan adalah ”itu adalah implikasikomulatif dari ketidakmampuan individu pemimpin di Aceh selama inidalam mengelola daerah.
Namun kesimpulan ini tidak semua benar, tapi sangat berdasarmanakala kita mencermati otoritas signifikan yang dimiliki olehseorang pemimpin dalam menentukan arah perjalanan pembangunan daerah.Dengan kata lain kualitas kolektif individual seorang pemimpinmerupakan parameter mutlak terwujudnya kesejahteraan, keadilan danbermertabat bagi semua rakyat Aceh.
Untuk kita ketahui, kompleksitas persoalan yang sedang melilitAceh saat ini, mulai dari kemiskinan, lapangan kerja dan disintegrasiwilayah yang senantiasa dapat mengancam kepada persatuan dan kerukunanmasyarakat Aceh, Kondisi ini hendaknya bisa menjadi bahan renunganbagi semua elemen rakyat Aceh untuk tidak gegabah menentukan sebuahsikap.
Menyadari peran pemimpin yang menyandang amanah diperlukansebuah keberanian dalam menumpas koruptor yang masih gentayangan di Aceh. Yang diperlukan untuk masalah ini adalah penegakan hukum yangtegas dan tidak pandang bulu. Rakyat Aceh saat ini sedang menunggu sebuah perobahan danterobosan yang dapat dirasakan dan bermanfaat kepada rakyat.
Perludiketahui, bila berhasil menjadikan Aceh bebas korupsi akan cukupbanyak datangnya penghargaan dari berbagai belahan dunia yang yangmareka nilai sebagai sebuah inovasi keberhasilan dan berani. Selainitu inovasi dibidang lainnya seperti pertanian, kelautan dan nelayanharus juga segera dilakukan.
Terhadap program pertanian bagaimana upaya menjadikan sektorpertanian ini sebagai pemain depan dalam pembangunan. Misalnya programdua hektar lahan, bisa tiga kali panen dalam setahun. ProgramAgropolitan dengan mengembangkan komoditas unggulan melalui manajemenkewirausahaan.
Konsep Bina Bahari untuk kesejahteraan nelayan.Lalu dalam hal pengelolaan keuangan daerah serta reformasibirokrasi juga harus dilakukan dengan konsep menajemen terbuka danterarah. Program-program inovatif tersebut telah berhasil dilakukanoleh beberapa provinsi dan kabupaten/kota lain di Indonesia.
Kenapakita di Aceh tidak mau belajar dan contohi daerah daerah yang telah berhasil.Selamat Melangkah.
Penulis : Usman Cut Raja
No comments:
Tulis comments