-->

Friday, July 26, 2024

Opini: Mengenal Hadih Maja Orang Tua Aceh Zaman Dulu

 





Hadih Maja yang sering diucapkan oleh orang tua zaman dulu di Aceh (ureung tuha awai), dimana Hadih maja ini tidak hanya sekedar pribahasa namun mempunyai makna ataupun pesan moral yang dalam tersirat dalam setiap kalimat.

Orang Aceh zaman dulu sering menasihati anaknya dengan berbagai macam pribahasa (dalam bahasa Aceh Hadih maja). Meskipun kadang banyak tidak tau maksud penafsirannya. Salah satunya disebutkan Peunyakét bèk tamita, bahaya bèk talakèe (Penyakit jangan dicari, bahaya jangan diminta).


Hadih maja ini mempunyai makna kiasannya, hidup yang kita jalani janganlah mencari kesusahan dan kesulitan dengan perilaku-perilaku yang tidak baik yang bisa merugikan diri sendiri.

Tentunya ini merupakan cara orang tua dulu dalam menasehati ataupun menciptakan pola asuh mendidik anak dengan ungkapan, walaupun hanya sebait kata yang disampaikan, namun mudah dipahami ataupun di interpretasikan.

Hadih maja lainnya yang masih sampai sekarang tetap diingatkan yakni : Jak ubee leuet tapak, duek ubee leuet punggoeng.( Berjalan sesuai langkah ukuran kaki, duduk sesuai dengan ukuran tempat). Hadih maja ini mempunyai makna kiasan dimana kita diajarkan untuk menyesuaikan dimanapun kita berada tanpa mengambil hak orang lain.

Ratusan Hadis maja lain yang diucapkan oleh orang tua dulu sekedar kembali membuka memori kita tentang warisan budaya ini.

Saat ini Hadih maja sudah mulai luntur dalam kehidupan masyarakat Aceh, padahal makna yang ada di dalam setiap hadih maja bisa mengilhami setiap kehidupan yang kita jalani. Begitu juga dengan orang tua zaman sekarang sudah tidak lagi menyampaikan kepada generasi penerus. Padahal sebagaimana diketahui.

Hadih maja merupakan indentitas masyarakat Aceh dan bagian kearifan lokal yang sudah ada sejak zaman kerajaan Aceh. Sungguh ini kenyataan yang sangat memprihatinkan dimana tradisi yang yang harus kita jaga dan kita lestarikan kepada generasi berikutnya sudah mulai dilupakan.

Semoga dan mudah mudahan semakin mencintai indentitas budaya sendiri yang dimiliki oleh masyarakat Aceh serta bisa menjadikan hadis maja sebagai pedoman hidup serta falsafah hidup yang harus diresapi dari setiap bait kalimat.

Penulis : Usman Cut Raja

Show comments
Hide comments
No comments:
Tulis comments

banner

Latest News

Back to Top