-->

Friday, July 26, 2024

Sabang Dengan Panorama Taman Laut

 





Panorama alam bawah laut yang tembus pandang ke dasar laut bisa disaksikan di Taman Laut pulau Rubiah, sekitar 23 kilometer sebelah barat kota Sabang. Untuk menjangkau objek wisata Pulau Rubiah bisa melalui jalan darat menuju Iboih atau menyeberang dengan boat yang tersedia. Pesisir pantai yang mengelilingi Pulau Rubiah begitu indah hingga banyak turis dari berbagai belahan dunia melakukan selam atau snorkel.

Pulau Rubiah yang luasnya sekitar 2500 hektar telah ditetapkan sebagai daerah special nature recerve atau daerah khusus cagar alam. Bagi mareka penggemar snorkel, Octopus dan Stingrays, pantai Iboih yang berpasir putih halus dan letaknya berdekatan dengan pulau Rubiah juga banyak diminati.kalangan pengunjung.

Pesona lain yang dimiliki pulau Sabang adalah banyaknya benteng, bunker dan meriam kuno yang menandakan pulau ini sangat strategis dan menjadi rebutan dimasa lalu. Hampir sepanjang pesisir yang mengarah ke laut terdapat benteng-benteng kuno baik peninggalan ketika kerajaan Aceh berperang melawan Portugis, Belanda sampai perang Dunia II.

Kini Sabang sudah jauh berubah bahkan untuk memudahkan pelancong berkunjung ke Sabang, tersedia kapal feri cepat dengan jarak tempuh 45 menit dari pelabuhan Balohan, Sabang ke pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh. Selain kapal veri cepat di Sabang juga beroperasi kapal penyeberangan penumpang dan barang dengan jarak tempuh 90 menit.

Sementara pelabuhan teluk Sabang sendiri yang terletak dijantung kota Sabang kini telah dengan dermaga baru, gudang dan bangunan lainnya. Semua ini bagi lancarnya beroperasi pelabuhan bebas dan daerah perdagangan bebas. “Dalam lima tahun terakhir pembangunan Sabang dalam berbagai sektor giat dilakukan. Termasuk jalan lingkar dan jalan tembus keberbagai objek lainnya sudah mulus semua”, ujar Hidayat, warga Gampong Keuneukai, Jumat lalu.

Sementara Pj Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi yang baru saja menerima penghargaan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Award 2023, kategori Walikota Pendukung Utama Pengelolaan Zakat

Pada kesempatan tersebut, Pj Wali Kota Sabang mengucapkan syukur atas penghargaan yang telah diraih, dan akan terus mendukung optimalisasi pengelolaan dan pendistribusian zakat di Kota Sabang.

"Alhamdulilah, penghargaan ini adalah apresiasi atas kerja keras kita bersama, seluruh pihak yang terlibat maupun stakeholder yang mendukung pengelolaan zakat di Kota Sabang," kata Reza Fahlevi.

Menurutnya, dalam penyaluran zakat, Pemerintah Kota Sabang selalu fokus mengutamakan pemanfaatannya. Sehingga selain menurunkan angka kemiskinan, manfaat zakat mampu secara optimal menggerakkan perekonomian masyarakat.

"Kita selalu berusaha agar penyaluran zakat ini optimal untuk masyarakat, tidak hanya menurunkan angka kemiskinan tapi juga menggerakkan perekonomian” terangnya.

Reza Fahlevi berharap, penghargaan ini menjadi semangat dan motivasi bagi seluruh jajaran Pemerintah Kota Sabang, untuk terus serius dan komit mendukung pengelolaan zakat di Kota Sabang

Dalam penerimaan Baznas ini diharapkan menjadi tonggak dalam pengembangan Sabang kedepannya dapat kian lebih maju. Sabang yang telah ditetapkan sebagai kawasan pengembangan sektor wisata akan kian membuka peluang dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang didukung dengan berbagai potensi alam dan situs-situs sejarah tadi.

Segalanya Tersedia 

Jamal, salah seorang warga Batee Sok, mencerikan, berbagai jenis wisata terdapat di Sabang, wisata laut, perbukitan, gunung api, air panas, air terjun, pantai, budaya, belanja souvenir, atau menikmati flora dan fauna. Semua ada di Sabang. Laut Sabang sudah tidak perlu diragukan lagi. Alam bawah laut telah diakui dunia sebagai salah satu tempat menyelam terbaik di dunia.

Menurut Jamal banyak orang mengatakan, berkunjung ke Sabang nyaman, aman dan mempesona, tidak terbantahkan. Warga Sabang sangat ramah kepada pendatang, karena warga Pulau Weh Sabang mempunyai behavior yang kuat sebagai orang pulau yang ingin mempunyai sahabat di luar Sabang.

Berkeliling Sabang dengan kenderaan taksi atau kenderaan rental lainnya adalah hal yang sangat menakjubkan, setiap jengkal Pulau Weh Sabang mengundang pesona, tidak perlu ragu untuk bertanya tempat-tempat favorit, hampir semua orang suka membantu. Motto warga Sabang, Senang Bila Dapat Membantu Pendatang, “we are happy if you are happy.”, ucapnya kepada seorang turis.

Rasanya hampir tidak ada kota lain di Indonesia ini se-aman Sabang. Jangan heran bila sedang berjalan-jalan baik di pusat kota maupun perkampungan, akan menemukan kendaraan roda dua dengan helm tergantung bebas bersama kunci yang menempel di starter terparkir tanpa ada yang menjaga..

Pesona lain, bagi yang ingin menatap matahari terbit misalnya, silakan menunggu di bagian timur Sabang. Lokasi terbaik untuk melihat Sunrise di Benteng Anoi Itam, lokasi yang tinggi dengan pemandangan alam yang sangat indah. Konon dulu dipakai serdadu Jepang untuk mengintai musuh, sekarang menikmati indahnya matahari terbit yang membuat air laut berubah menjadi butiran kristal, sedangkan untuk Sunset atau matahari terbenam, di Lokasi bekas Paradiso-Sabang Fair.

Tak kalah menakjubkan adalah Monumen Kilometer Nol atau “The Monument of Kilometer Zero of The Indonesia”, bentuknya seperti silinder dengan ketinggian 22,5 meter serta berdiameter 15 meter. Lokasi ini menunjukkan bahwa Indonesia dimulai dari sini.

Daya tarik lainnya yang dimiliki Sabang adalah, Kuliner Khas. “Semua halal dan enak ada di Sabang”, kata salah seorang warga kota Sabang ketika ditanya komentarnya tentang Kulineri Sabang, Mie Jalak, Sate Gurita, Salak Kecil nan manis serta Rujak khas Sabang adalah makanan khas dan harus dicoba ketika sedang berada di Sabang.

Terkait sejarah Pulau Weh sendiri banyak versi dan penuh misteri. Versi asli orang Aceh menyebutkan, Pulau Weh adalah sebuah pulau yang pindah (weh) dari ujung Sumatra, membentuk pulau sendiri. Hal ini ada dua kemungkinan yaitu pertama karena adanya aktivitas gunung berapi di ujung pulau ini ketika terjadi ledakan mengakibatkan terpisahnya Pulau Sumatera dengan Pulau Weh.

Sementara versi kedua akibat adanya fenomena alam (vulkano dalam laut) sehingga terbentuknya pulau Weh. Ini ditandai dengan adanya kulit kerang besar di puncak gunung Jaboi. Sejarah Kerajaan Aceh, Hindia Belanda, Jepang hingga zaman kemerdekaan juga sangat menarik untuk dipelajari dan ditelusuri tentang Sabang.

Sisi lain dalam pergaulan di Sabang orang sering berpapasan dengan bule atau orang asing dari mancanegara sedang berbelanja di pasar sayur bahkan yang lebih mengherankan ketika banyak bule bisa fasih berbicara bahasa Aceh. Komunitas orang asing sangat ramai di Sabang. “I am from Norwey just one mount”, ujar salah seorang warga Norwegia. (Usman Cut Raja)




Show comments
Hide comments
No comments:
Tulis comments

banner

Latest News

Back to Top