-->

Sunday, September 8, 2024

Kisah Anak Laut Atau Aneuk Laot Sabang

 





Gebrak24.com - Siapa sangka pulau Weh yang berada di ujung barat Sumatra, Indonesia, terdapat sebuah danau yang Indah. Ia menjadi sumber air bersih untuk penduduk dan kapal kapal yang berlabuh di pelabuhan Sabang. Danau ini bernama danau Aneuk Laot. Arti Aneuk Laot dalam bahasa Indonesia berarti Anak Laut. Konon disebut Anak Laut karena danau ini seperti lautan kecil yang diapit pergunungan terpisah dengan lautan yang mengelilingi pulau Weh.

Danau ini cukup luas, luasnya kurang lebih 30 Hektar. Dari kejauhan, danau yang berwarna kehijauan tampak kontras dengan lautan yang berwarna biru.

Danau Aneuk Laut ini tidaklah jauh dari kota Sabang. Jika mau berlabuh di dermaga pelabuhan Balohan, lalu menuju kota Sabang, melewati pintu gerbang yang bertulias landmark I Love Sabang. Dari landmark tersebut akan tampak sebuah danau yang indah. Ada jalan berkelok menuju ke danau dengan jarak tempuh selama kurang lebih 10 menit.

Dengan melewati jalan berkerikir menuju ke danau. Jangan khawatir, tidak akan kesasar asalkan mengikuti marka jalan. Andai masih ragu, silahkan bertanya kepada penduduk sekitar. Mereka dengan senang hati akan menunjukkan jalan ke danau. Jalan berkerikir tersebut tidaklah jauh, kurang lebih 450 meter.

Jika sudah sampai akan telihat sebuah dermaga tempat nelayan melabuhkan perahunya.

Legenda & Cerita Misteri di Danau Aneuk Laot

Beberapa warga yang ditemuia Media ini saat berkunjung ke Danau Aneue Laot minggu lalu menceritakan, danau Aneuk Laot mempunyai cerita legenda asal muasal danau.

Riwayatnya zaman dulu ada seorang putri nan cantik rupawan. Ia meminta kepada sang pencipta agar pulau ini subur hingga bisa bercocok tanam. Demi keinginan tersebut, sang putri membuang seluruh perhiasan miliknya. Tiba-tiba hujan turun dengan deras. Gempa bumi pun melanda hingga tanah retak. Akibat hujan dan gempa tersebut, maka terbentuklah danau Aneuk Laot

Selain itu, ada juga cerita bahwa pada zaman dahulu ada seorang nelayan yang sedang memancing. Kailnya ditarik oleh ikan Gabu yang cukup besar hingga sang nelayan dibawa masuk ke sebuah istana emas dasar danau. Di istana tersebut ia disambut oleh dayang-dayang dan di hantarkan ke seorang ratu yang sangat cantik. Sang ratu meminta nelayan untuk memperistri dirinya dan tinggal bersama di istana dengan kekayaan yang berlimpah.

Tetapi permintaan tersebut di tolak oleh sang nelayan karena ia telah mempunyai keluarga. Lalu sang nelayan dibawa kembali ke permukaan. Nelayan kembali pulang dan keluarganya terkejut karena ia telah dinyatakan tewas karena telah menghilang selama 40 hari.

Selain dua cerita tadi, konon beberapa penduduk sering melihat pelangi dikala fajar. Lalu muncul penampakan burung api. Ternyata burung api tersebut sedang mengawal putri yang sedang mandi di danau Aneuk Laut.

Legenda dan cerita tadi ada yang percaya juga ada yang tidak. Pastinya danau adalah danau. Ia terbentuk dari proses alam di masa silam.

Jejak Langkah Laksamana Cheng Ho

Jika tadi adalah cerita dan legenda kali ini ada kisah yang tercatat di museum Sabang. Menurut catatan, pada abad XV Laksamana Cheng Ho dan armadanya pernah singgah di Teluk Sabang, pulau Weh. Pulau Weh ini disebut sebagai Gunung Mao (Gunung Menjulang).

Ceritanya, Laksamana Cheng Ho hendak pergi ke Afrika dan Ia singgah untuk mengisi persediaan air tawar dari danau Aneuk Laot. Persinggahan tersebut juga sebagai upaya menjalin persahabatan dengan kerajaan Aceh.

Selain dakwah, beliau juga mengembangkan Islam, belajar dengan tokoh agama Islam Sabang serta berbagi ilmu strategi perang. Bukti berlabuhnya Laksamana Cheng Ho, bisa di lihat dari saluran air atau parit di kawasan Lueng Cina, Sabang dan makam dai 12, Pasi. (Usman Cut Raja).

Show comments
Hide comments
No comments:
Tulis comments


 

Latest News

Back to Top