Mengikuti Pilkada Damai Di Aceh

Oleh: Usman Cut Raja


Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Aceh yang akan memilih Gubernur dan Wakil Gubernur serta Bupati dan Wakil Bupati/Walikota serta Wakil Walikota kini telah memasuki masa akhir kampanye. Kendati aroma kampanye sebenarnya telah terasa jauh hari sebelum jadwal kampanye ditetapkan. Alat peraga kampanye berupa iklan, poster, spanduk, baliho, kalender dan stiker lainnya yang menampilkan pasangan calon masing-masing sudah beredar luas ditengah tengah masyarakat.

Sebagaimana jadwal yang telah diputuskan, Mahkamah Konstitusi (MK) yang kemudian ditetapkan KPU, tanggal 27 November 2024 merupakan hari H pencoblosan dan akan menjadi hari bersejarah bagi masyarakat Aceh. Karena pada hari tersebut, akan terpilih Gubernur Aceh/Wakil Gubernur, Walikota/Wakil Walikota, Bupati/Wakil Bupati disemua daerah pemilihan seluruh Aceh..

Hingga menjelang hari pencoblosan yang tinggal beberapa hari.lagi kondisi Aceh memang sedikit memanas seiring dengan terjadinya sedikit konflik regulasi antar elit politik. Namun konflik-konflik tersebut belum sampai mengarah seperti Pilkada tahun 2012. Mudah mudahan tidak terulang.

Terjadinya konflik terutama konflik regulasi tentu ada hikmahnya. Semua ini menjadi sebuah pelajaran buat rakyat Aceh, apalagi kondisi politik di Aceh yang masih labil dan masih butuh banyak pembelajaran. Dalam kondisi yang masih labil akan sangat mudah timbulnya benih-benih konflik. Kesadaran semua pihak terhadap pentingnya pendidikan politik kepada masyarakat sangat dibutuhkan.

KIP dan juga pihak lainnya yang terlibat dalam proses Pilkada Aceh hendaknya terus menerus melakukan sosialisasi terhadap pentingnya mengggunakan hak pilih sesuai hati nurani tanpa ada rasa takut dengan ancaman atau intimidasi yang berpotensi dilakukan oleh pihak pihak yang tidak bertanggungjawab.

Sekedar untuk kita maklumi bersama, Pilkada Aceh yang sedang berlangsung ini bukan saja mendapat perhatian dan sorotan masyarakat Aceh sendiri. Indonesia pun ikut ambil bagian memantau bahkan pengiriman tim pemantaunya. Semua ini untuk memastikan Pilkada di Aceh tetap dapat berjalan aman dan damai.

Saat ini kesadaran semua rakyat Aceh sangat diharapkan agar tidak mudah terpropokasi dan terpengaruhi pada intimidasi dan politik uang yang mungkin dilakukan oleh calon mana pun, karena ini sungguh suatu cara demokrasi yang tidak dibenarkan dan akan sangat memalukan.

Semua rakyat Aceh sangat diharapkan dengan kesadaran yang tinggi demi untuk membangun Aceh yang damai saatnya memiliki pemimpin yang berkualitas dan cerdas. Hari ini rakyatlah yang menentukan siapa yang berkualitas dan layak menjadi pemimpin Aceh kedepannya. Walau ada yang mengatakan, pemimpin berkualitas yang dipilih oleh orang orang cerdas.

Namun apalah arti kandidat yang cerdas dan berkualitas jika pendidikan politik masyarakat masih dibawah rata-rata. Masih banyak masyarakat yang tidak mengerti tentang politik, bahkan banyak masyarakat yang tidak ingin tahu menahu soal politik serta menjauhi politik, walau itu semua untuk pembangunan Aceh lima tahun kedepan. Bila kali ini rakyat Aceh gagal memilih pemimpin yang berkualitas maka kerugian dan kemundurun selama lima tahun kedepan yang akan terasakan.

Barangkali, sudah saatnya rakyat Aceh dituntut untuk cerdas. Artinya dalam memilih tidak mudah terpadaya oleh iming iming pemberian uang atau materi lainnya. Pilihlah karena memang kandidat tersebut layak untuk dipilih dan bisa membawa perubahan bagi kesejahteraan rakyat Aceh kedepannya.

Sesungguhnya kesejahteraan rakyat Aceh ada ditangan rakyat Aceh sendiri, rakyat Acehlah yang menentukan Aceh mau maju atau mundur. Karenanya pilihlah pemimpin yang mampu membawa Aceh kepada perobahan kehidupan yang adil dan sejahtera. Persoalan sekarang, adakah diantara kandidat yang sedang bersaing mampu membawa Aceh kepada kemajuan, kesejahtaraan terpulang kepada masing masing. Mudah mudahan aman. (Usman Cut Raja adalah wartawan senior di Aceh).

Baca Juga