-->

Tuesday, January 28, 2025

Kemenag Susun Kurikulum Berbasis Cinta untuk Harmoni Keberagaman Begini Respon Dr. Iswadi, M.Pd

 






Jakarta I Gebrak24.com- Pendiri Pejuang Pendidikan Indonesia Dr. Iswadi, M.Pd. (foto) mengatakan Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia terus berupaya melakukan pembaruan dalam dunia pendidikan, khususnya terkait dengan keberagaman yang ada di Indonesia.

Salah satu langkah besar yang diambil oleh Kemenag adalah penyusunan kurikulum berbasis "Cinta untuk Harmoni Keberagaman". Langkah ini bertujuan untuk memperkuat nilai-nilai toleransi, menghargai perbedaan, dan membangun persatuan dalam masyarakat yang sangat majemuk ini.

Dalam rangka menyikapi hal ini, Dr. Iswadi, M.Pd, seorang akademisi dan praktisi pendidikan, memberikan pandangannya terkait dengan inisiatif kurikulum tersebut.

Dr. Iswadi menilai bahwa penyusunan kurikulum berbasis cinta untuk harmoni keberagaman merupakan langkah yang sangat penting dan relevan di tengah tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, terutama dalam hal pluralisme dan keberagaman agama, suku, budaya, serta pandangan hidup. Indonesia, dengan lebih dari 17.000 pulau dan lebih dari 300 suku bangsa.

Memang memiliki potensi besar untuk menjadi negara yang inklusif dan harmonis, namun seringkali keberagaman ini menjadi sumber konflik sosial dan ketegangan.Hal tersebut disampaikan , Dr. Iswadi, M. Pd. kepada wartawan, Senin 27 Januari 2025

Menurut Alumni Program Doktoral Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta tersebut , kurikulum berbasis cinta untuk harmoni keberagaman seharusnya mampu menanamkan pemahaman dan kesadaran sejak dini kepada siswa tentang pentingnya menghargai perbedaan yang ada.

"Pendidikan karakter yang berbasis pada prinsip cinta dan toleransi sangat diperlukan agar generasi muda tidak hanya tahu teori tentang keberagaman, tetapi juga mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari," ungkapnya.

Dr. Iswadi menekankan bahwa tujuan utama dari kurikulum ini bukan hanya untuk membangun pemahaman tentang keberagaman, tetapi juga untuk menciptakan iklim yang lebih damai dan toleran di sekolah-sekolah, yang nantinya akan membentuk masyarakat yang lebih harmonis.

Salah satu konsep penting dalam kurikulum ini adalah penekanan pada integrasi nilai-nilai agama yang mengajarkan perdamaian dan toleransi. Dr. Iswadi menjelaskan bahwa setiap agama memiliki ajaran yang menekankan kedamaian dan saling menghormati, dan kurikulum berbasis cinta ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi ajaran tersebut. Dalam konteks ini, siswa diharapkan tidak hanya mengenal dan memahami agama mereka sendiri, tetapi juga menghargai keyakinan orang lain tanpa diskriminasi.

Selain itu, Dr. Iswadi juga menyoroti pentingnya pembelajaran lintas budaya dalam kurikulum ini. Indonesia memiliki keragaman budaya yang sangat kaya, dan penting untuk mengajarkan siswa agar mereka bisa memahami dan merayakan perbedaan budaya sebagai kekayaan bangsa, bukan sebagai hal yang membedakan atau memecah belah.

"Pembelajaran lintas budaya ini diharapkan dapat menumbuhkan sikap saling menghargai antara sesama anak bangsa, serta memberi mereka kemampuan untuk hidup berdampingan secara damai dengan siapa pun, meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda," ungkapnya. (*).

Show comments
Hide comments
No comments:
Tulis comments


 

Latest News

Back to Top